Adab Lebih Tinggi Dari Ilmu, Berikut Penjelasannya

oleh -637 Dilihat
oleh
Adab dan Ilmu

Calang, Berita Aceh Jaya – “Adab lebih tinggi daripada ilmu” merupakan sebuah kalimat yang berasal dari pepatah Arab. Sebagaimana diketahui, adab menjadi satu hal yang sangat dijunjung tinggi dalam Islam.

Menukil dari buku Berguru Adab kepada Imam yang ditulis Malik Masykur, adab diartikan sebagai kepandaian atau ketepatan dalam mengurus segala sesuatu. Sementara itu, ilmu dalam pandangan Islam merupakan kebutuhan untuk mengetahui kebenaran dan ditempatkan pada posisi yang tinggi.

Meski demikian, diterangkan dalam buku Adab dan Doa Sehari-hari untuk Muslim Sejati susunan Thoriq Aziz Jayana, kedudukan adab lebih tinggi dari ilmu. Namun, ilmu tetap menjadi bagian penting yang sangat diperlukan dalam kehidupan.

Pakar ilmu fikih dan hadits yang tak lain adalah Imam Malik pernah berkata, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.”

Dengan beradab, maka ilmu akan lebih mudah diserap. Islam memuliakan orang-orang yang menghiasi dirinya dengan adab mulia ketimbang mereka yang berilmu. Hal ini menjadi misi kenabian Rasulullah SAW sebagaimana sabdanya,
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlakul karimah.” (HR Bukhari)

Kenapa Adab Lebih Tinggi dari Ilmu?
Masih dari sumber yang sama, ketika manusia beradab maka segala sesuatu mudah untuk diperbaiki atau diraih. Sebab, akhlak atau adab menjadi pembatas serta memberikan arahan bagaimana kita menyikapi ilmu.

Nabi Muhammad SAW dalam hadits lainnya mengatakan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Beliau bersabda,
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling mulia akhlaknya.” (HR Bukhari)

Meski “adab lebih tinggi dari ilmu” merupakan sebuah pepatah dan bukan hadits Nabi Muhammad SAW, keterkaitan adab dengan ilmu dibuktikan dalam surah Al-Baqarah ayat 30-34. Allah SWT berfirman:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَٱسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ أَنۢبِئْهُم بِأَسْمَآئِهِمْ ۖ فَلَمَّآ أَنۢبَأَهُم بِأَسْمَآئِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّىٓ أَعْلَمُ غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ قَالُوا۟ سُبْحَٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلْأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسْمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’

BACA JUGA :  Pemkab Aceh Jaya Buka Bimtek PPKB Guru PAI

No More Posts Available.

No more pages to load.